LivingSocial, salah satu perusahaan yang dimiliki oleh Amazon, sebenarnya memiliki banyak cabang. Perusahaan tersebut memiliki perwakilan di Thailand, Korea Selatan, Philipina, dan juga Indonesia.
Apakah sistem server di negara cabang ikut terkena masalah ini? Ternyata tidak. Data situs LivingSocial yang ada di negara-negara tersebut, termasuk Indonesia (livingsocial.co.id), aman dari tangan para peretas.
Hal tersebut bisa terjadi karena ternyata situs-situs LivingSocial negara cabang di-hosting di server yang berbeda dari LivingSocial pusat.
Dalam sebuah e-mail internal LivingSocial yang didapatkan situs AllThingsD, Sabtu (27/4/2013), Tim O'Shaughnessy, CEO LivingSocial, mengumumkan kepada semua karyawannya bahwa "terjadi akses yang tidak sah ke beberapa data di server pusat LivingSocial".
Jumlah data yang berhasil diakses oleh peratas misterius tersebut ternyata sangat banyak, yaitu sekitar 50 juta data konsumen LivingSocial.
Perusahaan yang berpusat di Washington, AS, tersebut mengaku bahwa peretas tersebut berhasil mengakses data nama, e-mail, ulang tahun, dan kata sandi (password) yang masih dalam keadaan terenkripsi.
Adapun data kartu kredit dan informasi bank dari penggunanya tidak berhasil diakses oleh peretas tersebut.
Pihak LivingSocial sendiri cukup percaya diri dengan menyatakan bahwa kata sandi terenkripsi tersebut sulit untuk dipecahkan. Namun, demi keamanan, mereka meminta untuk setiap penggunanya mengganti kata sandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar