Seperti dikutip dari Trusted Reviews, pertumbuhan perangkat ini disebut Lansing, "Sudah tidak ada dan sedang menurun bersama PC desktop". Alasannya, lanjut dia, karena laptop tradisional tak sanggup bersaing dengan gadget, seperti tablet dan komputer hybrid.
Menurut Lansing, faktor-faktor seperti proses booting yang lambat, keterbatasan mobilitas, dan layar yang kurang berkualitas telah memuat pengguna laptop Windows beralih ke perangkat iOS dan Android.
"Kami pikir masa komputer hybrid adalah laptop masa depan," ujar Lansing, mengacu pada jenis perangkat yang memadukan fungsi laptop dan tablet. Inilah yang menurut dia bakal menjadi arah masa depan pasar laptop.
Belum ada yang bagus
Kendati demikian, Lansing juga mengakui bahwa komputer hybrid bakal "jatuh bangun" sebelum bisa diterima sebagai standar baru oleh masyarakat pengguna komputer. Masalahnya, antara lain terletak pada bentuk perangkat ini yang terlalu beraneka ragam.
"Beberapa form factor hanya bertahan sebentar di pasaran dan sulit untuk mengetahui volume penjualannya. Saya pikir desainnya belum ada yang mengena," ujar Lansing.
Karena itu pula, para produsen komputer hybrid disebut Lansing masih sulit menebak bentuk perangkat seperti apa yang disukai oleh pengguna. Ini berarti akan ada masa trial and error untuk mempelajari hal-hal apa saja yang cocok untuk diterapkan.
AMD sendiri memiliki produk prosesor yang ditujukan untuk komputer hybrid, yaitu prosesor Temash dan Kabini yang disebut Lansing memungkinkan fungsi ganda pada satu perangkat.
"Dalam bentuk tablet, perangkat bisa dipakai untuk konsumsi konten seperti browsing internet dan menonton video. Saat ditancapkan ke docking keyboard, tenaganya akan bertambah dengan teknologi Turbo Dock AMD," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar