Koum, seperti dikutip All Things D, mengatakan pengguna WhatsApp mencapai 200 juta pengguna aktif tiap bulan serta memproses pesan-pesan lebih dari 20 miliar pesan tiap hari.
Aplikasi lintas sistem operasi ponsel pintar itu telah menarik perhatian sejumlah perusahaan besar Internet. Dalam enam bulan terakhir, WhatsApp telah dikabarkan menjadi target akuisisi Facebook dan Google.
"Kami melihat mendatang ke sebuah dunia dengan miliaran ponsel. Dan ketika terjadi, hal itu akan menjadi sangat mudah untuk menghasilkan uang (monetisasi)," kata Koum.
WhatsApp, menurut Koum, tetap menolak pendapatan dari para pengiklan dan setia dengan filosofi anti-iklan, karena percaya keuntungan akan mengikuti setelah mereka membangun platform aplikasi. Sebagai gantinya, pengguna WhatsApp harus membayar 99 sen per tahun.
"Kami bangga dengan itu (anti-iklan). Siapa yang suka iklan? Kami sangat diserbu iklan-iklan setiap hari dan kami merasa ponsel pintar bukan tempat untuk itu (iklan)," kata Koum.
Koum menambahkan WhatsApp mengikuti jejak bisnis anti-iklan dari industri air dan gas dengan mengatakan, "Strategi monetisasi kami sederhana, satu dolar setahun. Jika kami melakukan sesuatu di luar itu (keuntungan WhatsApp), (keuntungan) itu hanya akan dapat di jalan (sampingan)."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar