Selasa, 30 April 2013

Parasit Malaria Kebal Obat Ditemukan di Kamboja

Parasit Malaria Kebal Obat Ditemukan di Kamboja - Pnompenh: Peneliti menemukan jenis parasit nyamuk malaria yang kebal dari obat yang selama ini dipakai. Parasit itu ditemukan di Kamboja barat. Jenis parasit tersebut berbeda dari jenis parasit malaria yang sudah ada selama ini di berbagai penjuru dunia.

Organisme temuan baru ini mampu bertahan dari artemisinin, obat utama yang selama ini dikonsumsi pasien malaria. Laporan terhadap kasus kekebalan obat muncul pertama kali tahun 2008. Sejak itu masalah nyamuk malaria kebal obat dilaporkan terus menjalar ke kawasan lain di Asia Tenggara.

Penelitian tentang parasit ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Genetics. Dalam tulisannya, kepala peneliti Dr Olivo Miotto, dari Universitas Oxford dan Universitas Mahidol di Thailand, mengatakan, "Semua obat yang selama ini kita anggap efektif terhadap malaria ternyata tak mempan karena parasit punya kemampuan mengagumkan untuk bermutasi dan membangun kekebalan."

Meski demikian menurut Miotto, artemisinin masih dapat dipertahankan sebagai obat anti-malaria, tetapi harus segera ditemukan obat lain yang bisa dipakai menghadapi malaria jenis baru.

Wilayah utama penyebaran parasit adalah bagian barat Kamboja, yang digambarkan peneliti sebagai daerah pertahanan utama malaria.

Sejak tahun 1950-an parasit di wilayah ini berkembang sehingga akhirnya kebal terhadap obat malaria. Situasi ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Afrika lainnya.

Para peneliti khawatir jika artemisinin juga tak mampu mengobati jenis malaria yang selama ini ada. Artemisin sudah dipakai di berbagai belahan dunia dan manjur mengobati infeksi akibat gigitan nyamuk dalam beberapa hari jika dipasangkan dengan beberapa jenis obat lain.

Kini para peneliti menyelidiki fase pertumbuhan 800 jenis parasit penyebab malaria (Plasmodium falciparum) yang dikumpulkan dari seluruh dunia.

Di wilayah Kamboja para peneliti menemukan tiga kelompok parasit yang kebal terhadap obat malaria, meski belum diketahui bagaimana mutasi genetisnya.

Diharapkan dengan memahami sidik jari genetis parasit ini maka para ahli dapat dengan cepat mengetahui bagaimana cara memetakan dan mencegah penyebaran malaria berikutnya.

WHO mengatakan, target utama adalah mencegah parasit baru yang kebal terhadap obat malaria. Diperkirakan sepanjang tahun 2010 terdapat 219 juta kasus malaris di dunia yang mengakibatkan 660.000 orang tewas.


>>> Ayo Ikutan Kontes Humor JOKES.WEB.ID <<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar