Alat pelacak dibiarkan selama tujuh pekan dan bekerja memindai untuk mengikuti pergerakan paus dengan sonar yang dilekatkan pada pelampung khusus.
Hingga saat ini, baru sedikit kebiasaan paus biru yang terungkap. Paus tersebut berukuran sangat besar dan memiliki jantung sebesar manusia dewasa.
"Pergerakan yang detail belum dikumpulkan sehingga ini sangat penting," kata Virginia Andrews-Goff, anggota tim peneliti yang ahli melekatkan pemindai pada paus.
"Kami mengambil contoh biopsi dan foto untuk memelajari satu-persatu sehingga nantinya informasi individu itu dapat memberitahui keberadaan paus biru Antartika dan bagaimana mereka pulih dari penangkapan," tambahnya.
Salah satu misteri besar tentang paus biru terkait dengan jumlah populasi. Diperkirakan saat ini ada beberapa ribu di seluruh dunia, tetapi jumlah pastinya belum diketahui.
Mekanisme penelitian ilmiah ini sangat menantang. Untuk melekatkan alat pemantau hanya dapat dilakukan dengan tembakan senapan angin dari jarak dekat. Untuk itu diperlukan latihan fisik untuk otot, latihan keseimbangan berdiri di atas perahu yang terombang-ambing, dan latihan membidik dengan jitu.
"Kami menempelkan alat pemantau, mengambil contoh jaringan dan juga memotret sehingga kadang harus berada di air selama empat jam lebih untuk satu kesempatan," kata Goff.
"Kita berada di udara dengan suhu di bawah nol derajat celsius, kadang-kadang turun salju, kadang es juga bisa membuatmu beku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar