Lintasan IPTEK - Operator seluler Smartfren mengklaim gangguan layanan internetnya
berangsur pulih mulai dini hari, Rabu, (27/3/2013). Smartfren
menjanjikan, layanan internetnya benar-benar pulih pada pagi hari.
Chief Technology Officer Smartfren Merza Fachys, mengatakan, layanan
internet sudah berjalan normal jam 8 pagi. "Mulai jam 8 pagi tadi kami
sudah melayani internet dengan kapasitas normal," ujarnya dalam jumpa
pers di Jakarta.
Ia menjelaskan, jaringan pada jalur darat
trans Sumatera, baik di bagian barat dan timur, sudah berhasil
diperbaiki. Sehingga, Smartfren mendapat tambahan kapasitas untuk
melayani internet.
Pihak Smartfren menyampaikan permintaan
maafnya kepada pelanggan atas kejadian tersebut. Sebagai bentuk
apresiasi kepada pelanggan setia, operator seluler yang mengusung
teknologi CDMA ini siap memberi kompensasi tambahan volume internet.
Tim Smartfren sedang merancang skema kompensasi serta cara aktivasi
agar pelanggan mendapat tambahan volume. "Informasi lengkapnya akan kita
sampaikan dalam satu atau dua hari ke depan," ungkap Merza.
Ujung pangkal masalah
Asal muasal internet mati Smartfren terjadi karena kabel serat optik
bawah laut Moratel yang dipakai Smartfren, putus pada Jumat, 15 Maret
2013, karena terkena jangkar kapal. Saat itu, Smartfren masih bisa
melayani internet karena perusahaan memiliki cadangan dari jaringan
jalur darat trans Sumatera, di bagian barat dan timur.
Namun,
keesokan hari setelah kabel bawah laut putus, jalur barat Trans Sumatera
juga terputus akibat tanah longsor di sekitar Palembang. Berarti,
Smartfren hanya mengandalkan cadangan dari jalur timur.
Nah,
jalur timur itu kemudian putus lagi pada 17 Maret di Sumatera Selatan.
"Rute utama mati, lalu kita pakai rute cadangan. Tapi sialnya, rute
cadangan juga putus. Jadi jaringan internet berjalan dengan kapasitas 10
sampai 20 persen," ujar Merza.
Terputusnya rute komunikasi itu membuat pelanggan internet Smartfren tak dapat mengakses situs internasional yang server-nya
berada di luar negeri. Karena, kabel serat optik yang terputus itu
menghubungkan telekomunikasi Indonesia ke beberapa negara, termasuk
Singapura.
Pada Senin, 18 Maret 2013, Smartfren mengambil
langkah untuk menyewa jaringan kabel bawah laut dari pihak ketiga, yakni
Matrix Submarine. Aksi sewa jaringan ke pihak ketiga ini menolong
kapasitas yang hilang.
Akan tetapi, pada Sabtu, 23 Maret 2013,
kabel bawah laut pihak ketiga itu terputus juga. Mau tak mau, Smartfren
harus menyewa lagi jaringan bawah laut pihak ketiga lainnya.
Anak perusahaan Sinar Mas Grup ini memiliki jumlah pelanggan mencapai
11,5 juta per Januari 2013, dengan 6,5 juta pelanggan seluler dan 5 juta
pelanggan layanan data (internet).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar