Paus Benediktus XVI membuat sebuah keputusan yang mengejutkan warga dunia, Senin (11/2/2013). Paus Benediktus secara resmi akan mengundurkan diri sebagai paus terhitung mulai 28 Februari 2013 mendatang.
Momen mundurnya Paus Benediktus ternyata dimanfaatkan juga oleh para penjahat cyber. Melalui situs mikroblogging Twitter, para penjahat ini mulai banyak mengirimkan pesan spam.
Dikutip dari Naked Security, Selasa (12/2/2013), pesan spam yang menggunakan tagar (hashtag) #pope, mulai bermunculan beberapa saat setelah pengumuman tersebut keluar. Tentunya, pesan tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan Paus, melainkan berisi sebuah tautan (link) yang dapat mengarahkan korbannya ke situs berbahaya.
Menurut Naked Security, keadaan ini sebenarnya merupakan kejadian biasa yang banyak terjadi di "dunia" Twitter setiap harinya.
Para pengirim pesan spam (spammer) sering kali memanfaatkan trending topic yang ada di Twitter dan mengunakan frase populer dengan harapan akan ada banyak orang yang mengklik tautan yang diposting dalam sebuah tweet.
Tautan tersebut biasanya akan mengarahkan para korbannya ke sebuah situs yang sudah terinfeksi dengan program jahat. Tautan tersebut juga bisa membawa para korban ke sebuah situs palsu yang mirip dengan situs-situs populer, seperti Facebook. Harapan para spammer, si korban ini mau menyerahkan secara "sukarela" informasi pribadi mereka, seperti username dan password.
Tentu saja para pengguna Twitter tidak akan menemukan para pemilik akun "jahat" tersebut sebagai orang sebenarnya. Kebanyakan akun-akun ini dikontrol oleh sebuah bot.
Jika Anda menemukan banyak akun seperti ini, sebaiknya segera laporkan ke pihak Twitter. Pihak keamanan Twitter biasanya akan bergerak cepat untuk mematikan akun spam seperti ini.
Momen mundurnya Paus Benediktus ternyata dimanfaatkan juga oleh para penjahat cyber. Melalui situs mikroblogging Twitter, para penjahat ini mulai banyak mengirimkan pesan spam.
Dikutip dari Naked Security, Selasa (12/2/2013), pesan spam yang menggunakan tagar (hashtag) #pope, mulai bermunculan beberapa saat setelah pengumuman tersebut keluar. Tentunya, pesan tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan Paus, melainkan berisi sebuah tautan (link) yang dapat mengarahkan korbannya ke situs berbahaya.
Menurut Naked Security, keadaan ini sebenarnya merupakan kejadian biasa yang banyak terjadi di "dunia" Twitter setiap harinya.
Para pengirim pesan spam (spammer) sering kali memanfaatkan trending topic yang ada di Twitter dan mengunakan frase populer dengan harapan akan ada banyak orang yang mengklik tautan yang diposting dalam sebuah tweet.
Tautan tersebut biasanya akan mengarahkan para korbannya ke sebuah situs yang sudah terinfeksi dengan program jahat. Tautan tersebut juga bisa membawa para korban ke sebuah situs palsu yang mirip dengan situs-situs populer, seperti Facebook. Harapan para spammer, si korban ini mau menyerahkan secara "sukarela" informasi pribadi mereka, seperti username dan password.
Tentu saja para pengguna Twitter tidak akan menemukan para pemilik akun "jahat" tersebut sebagai orang sebenarnya. Kebanyakan akun-akun ini dikontrol oleh sebuah bot.
Jika Anda menemukan banyak akun seperti ini, sebaiknya segera laporkan ke pihak Twitter. Pihak keamanan Twitter biasanya akan bergerak cepat untuk mematikan akun spam seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar