Lintasan IPTEK-Penampilan bisa menipu, tak terkecuali situs internet. Inilah, antara lain, yang dituangkan Cisco dalam Laporan Keamanan Tahunan 2013.
Menurut spesialis jaringan itu, situs yang kelihatannya aman-aman saja bisa jadi menyimpan tautan malware dalam jumlah lebih besar dari yang dikira.
Seperti dikutip dari VRZone, Cisco menjelaskan bahwa tautan-tautan berbahaya lebih banyak ditemukan di situs yang terlihat biasa saja dibandingkan situs web yang nyata-nyata terlibat dalam "sisi gelap" internet, seperti pornografi dan pembajakan.
Mengejutkannya lagi, Cisco juga mengungkap bahwa situs-situs porno sering kali lebih aman dibandingkan situs e-commerce atau mesin pencari.
Kemungkinan seorang pengguna internet terinfeksi malware melalui iklan di situs "aman" 182 kali lebih besar dibandingkan situs porno. Demikian jelas Cisco. Ditambahkan pula bahwa iklan-iklan di situs farmasi dan judi tak selalu ditumpangi oleh program berbahaya.
Sementara kemungkinan tak sengaja mengunduh malware dari mesin pencari yang tidak jelas 27 kali lebih besar dibandingkan situs-situs yang memang sengaja memajang software bajakan.
Laporan Cisco yang memutarbalikkan anggapan umum ini juga menyebutkan bahwa kebanyakan pengguna internet memiliki kesalahan persepsi mengenai situs-situs internet yang dianggap berbahaya.
"Banyak profesional bidang keamanan—dan sebagian besar user online—memiliki bayangan sendiri mengenai website seperti apa yang kiranya berbahaya," tulis Cisco dalam laporan itu.
Hal menarik lain yang juga diungkap oleh temuan itu adalah angka pertumbuhan malware di platform Android yang mencapai 2,577 persen pada tahun 2012. Di sisi lain, angka e-mail spam secara global tercatat mengalami penurunan keseluruhan sebesar 18 persen.
Anehnya, e-mail spam menunjukkan kecenderungan turun 25 persen pada akhir minggu.
Menurut spesialis jaringan itu, situs yang kelihatannya aman-aman saja bisa jadi menyimpan tautan malware dalam jumlah lebih besar dari yang dikira.
Seperti dikutip dari VRZone, Cisco menjelaskan bahwa tautan-tautan berbahaya lebih banyak ditemukan di situs yang terlihat biasa saja dibandingkan situs web yang nyata-nyata terlibat dalam "sisi gelap" internet, seperti pornografi dan pembajakan.
Mengejutkannya lagi, Cisco juga mengungkap bahwa situs-situs porno sering kali lebih aman dibandingkan situs e-commerce atau mesin pencari.
Kemungkinan seorang pengguna internet terinfeksi malware melalui iklan di situs "aman" 182 kali lebih besar dibandingkan situs porno. Demikian jelas Cisco. Ditambahkan pula bahwa iklan-iklan di situs farmasi dan judi tak selalu ditumpangi oleh program berbahaya.
Sementara kemungkinan tak sengaja mengunduh malware dari mesin pencari yang tidak jelas 27 kali lebih besar dibandingkan situs-situs yang memang sengaja memajang software bajakan.
Laporan Cisco yang memutarbalikkan anggapan umum ini juga menyebutkan bahwa kebanyakan pengguna internet memiliki kesalahan persepsi mengenai situs-situs internet yang dianggap berbahaya.
"Banyak profesional bidang keamanan—dan sebagian besar user online—memiliki bayangan sendiri mengenai website seperti apa yang kiranya berbahaya," tulis Cisco dalam laporan itu.
Hal menarik lain yang juga diungkap oleh temuan itu adalah angka pertumbuhan malware di platform Android yang mencapai 2,577 persen pada tahun 2012. Di sisi lain, angka e-mail spam secara global tercatat mengalami penurunan keseluruhan sebesar 18 persen.
Anehnya, e-mail spam menunjukkan kecenderungan turun 25 persen pada akhir minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar