Lintasan IPTEK-Perkembangan broadband dan konektivitas internet mendukung
peningkatan jumlah pengguna internet dan secara tidak langsung berdampak
pada kenaikan jumlah pemain game daring (online) di Indonesia.
Lembaga riset pemasaran International Data Corporation (IDC) mengestimasi sekitar 20% dari pengguna internet adalah pemain game daring. Pasar game daring mendapat keuntungan signifikan berupa pertumbuhan hampir 30% pada 2012 dengan pendapatan domestik di atas US$150 juta.
Dengan pertumbuhan hampir 30%, IDC memprediksi adanya potensi di industri game daring yang belum terlihat akibat konektivitas internet yang lambat dan penetrasi penerbit gim lokal yang masih rendah.
Lebih jauh, Netindex selaku agregator kecepatan internet global berbasis uji kecepatan pengguna, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kecepatan unduh terendah kedua di Asia Tenggara.
Saat ini, mayoritas game daring yang dipublikasikan di Indonesia kebanyakan berbasis komputer dan kompatibel dengan sistem operasi Windows yang ada. Dampaknya, sulit digunakan di perangkat dengan sistem operasi lain.
"Masa depan mobilitas memegang elemen penting di pasar game daring sewaktu pasar komputer mulai berbagi ruang yang ada dengan perangkat bergerak lain. Saat ini, hanya 5% dari game daring yang dipublikasikan tersedia untuk komputer tablet atau ponsel pintar dengan berbagai sistem operasi," kata Market Analyst IDC Indonesia Muhammad Ikhwan.
Penetrasi internet yang rendah, kecepatan internet yang lambat dan penetrasi platform perangkat bergerak yang rendah merupakan rantai yang memegang kembali industri game daring.
IDC menilai keterbatasan itu dapat dikurangi dan pasar game daring akan tumbuh signifikan seiring dengan meningkatnya populasi internet di Indonesia.
Lembaga riset pemasaran International Data Corporation (IDC) mengestimasi sekitar 20% dari pengguna internet adalah pemain game daring. Pasar game daring mendapat keuntungan signifikan berupa pertumbuhan hampir 30% pada 2012 dengan pendapatan domestik di atas US$150 juta.
Dengan pertumbuhan hampir 30%, IDC memprediksi adanya potensi di industri game daring yang belum terlihat akibat konektivitas internet yang lambat dan penetrasi penerbit gim lokal yang masih rendah.
Lebih jauh, Netindex selaku agregator kecepatan internet global berbasis uji kecepatan pengguna, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kecepatan unduh terendah kedua di Asia Tenggara.
Saat ini, mayoritas game daring yang dipublikasikan di Indonesia kebanyakan berbasis komputer dan kompatibel dengan sistem operasi Windows yang ada. Dampaknya, sulit digunakan di perangkat dengan sistem operasi lain.
"Masa depan mobilitas memegang elemen penting di pasar game daring sewaktu pasar komputer mulai berbagi ruang yang ada dengan perangkat bergerak lain. Saat ini, hanya 5% dari game daring yang dipublikasikan tersedia untuk komputer tablet atau ponsel pintar dengan berbagai sistem operasi," kata Market Analyst IDC Indonesia Muhammad Ikhwan.
Penetrasi internet yang rendah, kecepatan internet yang lambat dan penetrasi platform perangkat bergerak yang rendah merupakan rantai yang memegang kembali industri game daring.
IDC menilai keterbatasan itu dapat dikurangi dan pasar game daring akan tumbuh signifikan seiring dengan meningkatnya populasi internet di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar