Pengguna rumahan dan perorangan di Indonesia yang ingin mendapatkan productivity suite dengan harga "bersahabat" kini memiliki pilihan baru: Office 365.
Suite office anyar dari Microsoft ini sekarang sudah bisa diperoleh di Indonesia melalui situs online Microsoft dan retailer yang menjadi rekanan raksasa software tersebut.
Pihak Microsoft turut meramaikan peluncuran Office 365 dengan menjanjikan sejumlah bonus untuk pembeli, yaitu gratis 60 menit panggilan suara ke jalur-jalur telepon melalui Skype dan ruang penyimpanan di layanan cloud storage Microsoft, SkyDrive.
"Office 365 secara default menyediakan ruang penyimpanan sebesar 7 GB di SkyDrive, tapi begitu pengguna melakukan sign-up, kapasitasnya ditambah 20 GB menjadi 27 GB," ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro dalam acara peluncuran di Jakarta, Selasa (12/2/2012) siang.
Langganan
Berbeda dengan Office 2013 yang merupakan paket office standar dengan installer fisik dan lisensi untuk 1 perangkat, Office 365 berbasis cloud dan bisa digunakan di beberapa perangkat berbeda hingga 5 buah, termasuk PC desktop, laptop, smartphone, dan tablet berbasis Windows atau Mac OS.
Software ini pun menggunakan model "langanan" di mana pengguna membayar sejumlah biaya untuk mengunakan Office 365 selama jangka waktu 1 tahun.
Besar biaya tahunannya adalah Rp 729.000 untuk versi Home Premium atau sekitar Rp 60 ribu per bulan, sementara Office 365 University memiliki biaya langganan Rp 639.999 yang berlaku selama 4 tahun. "Jadi, untuk paket university, kalau dihitung-hitung biayanya hanya Rp 13 ribu per bulan," imbuh Andreas.
Office 365 University hanya bisa digunakan oleh institusi pendidikan tinggi terakreditasi yang mendaftarkan diri ke Microsoft. Adapun Office 365 Home and Student bebas dipakai oleh siapa saja. Perbedaan antara kedua versi itu terletak pada Microsoft Access dan Publisher yang tak tersedia pada Office 365 University.
Apa yang akan terjadi begitu masa langganan berakhir? "Pertama-tama, pengguna akan diingatkan untuk memperbarui lisensi. Kalau itu tidak dilakukan, pengguna tetap dapat memakai Office 365, tetapi hanya untuk membuka dokumen," ujar Business Group Head Divisi Microsoft Office Microsoft Indonesia Bonnie Mamanua.
Berada di awan
Karena mengandalkan cloud computing, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengklaim bahwa Office 365 tidak memerlukan komputer berkinerja tinggi untuk bisa dijalankan.
"Karena semua proses dijalankan di-cloud, data aplikasi tidak tersimpan di komputer pengguna," jelas Andreas. Alhasil, menurut dia, Office 365 pun bisa berjalan di komputer lawas, asalkan memakai Windows 8 atau Windows 7.
Office 365 yang mampu mengedit file PDF ini pun secara default menyimpan data dokumen pengguna dalam SkyDrive.
Lalu, bagaimana dengan kinerja software berbasis cloud ini di Indonesia yang kecepatan jaringan internetnya tidak terlalu bagus dan sering bermasalah?
Soal itu, Andreas mengatakan bahwa pengguna Office 365 tak harus selalu online untuk bisa memakai software tersebut.
"Biarpun datanya ada di cloud, kita tetap bisa meng-edit maupun melihat dokumen. Kalau koneksi internet melambat, Office 365 hanya akan menarik data aplikasi yang sedang dipakai pengguna saja -- misalnya Word -- untuk menghemat bandwidth. Sisanya akan ditarik begitu koneksi membaik," papar Andreas, seraya menambahkan bahwa kecepatan koneksi 1,1 Mbps sudah lebih dari cukup untuk menjalankan Office 365.
Karena file program disimpan di server Microsoft, pengguna tak lagi perlu melakukan update secara manual. Semua pembaruan sudah diterapkan secara otomatis oleh Microsoft dan tinggal dijalankan oleh pemakai Office 365.
"Sesuai makna angka '365' yang mencerminkan jumlah hari dalam 1 tahun, artinya selalu tersedia dan siap digunakan," tukas Andreas.
Suite office anyar dari Microsoft ini sekarang sudah bisa diperoleh di Indonesia melalui situs online Microsoft dan retailer yang menjadi rekanan raksasa software tersebut.
Pihak Microsoft turut meramaikan peluncuran Office 365 dengan menjanjikan sejumlah bonus untuk pembeli, yaitu gratis 60 menit panggilan suara ke jalur-jalur telepon melalui Skype dan ruang penyimpanan di layanan cloud storage Microsoft, SkyDrive.
"Office 365 secara default menyediakan ruang penyimpanan sebesar 7 GB di SkyDrive, tapi begitu pengguna melakukan sign-up, kapasitasnya ditambah 20 GB menjadi 27 GB," ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro dalam acara peluncuran di Jakarta, Selasa (12/2/2012) siang.
Langganan
Berbeda dengan Office 2013 yang merupakan paket office standar dengan installer fisik dan lisensi untuk 1 perangkat, Office 365 berbasis cloud dan bisa digunakan di beberapa perangkat berbeda hingga 5 buah, termasuk PC desktop, laptop, smartphone, dan tablet berbasis Windows atau Mac OS.
Software ini pun menggunakan model "langanan" di mana pengguna membayar sejumlah biaya untuk mengunakan Office 365 selama jangka waktu 1 tahun.
Besar biaya tahunannya adalah Rp 729.000 untuk versi Home Premium atau sekitar Rp 60 ribu per bulan, sementara Office 365 University memiliki biaya langganan Rp 639.999 yang berlaku selama 4 tahun. "Jadi, untuk paket university, kalau dihitung-hitung biayanya hanya Rp 13 ribu per bulan," imbuh Andreas.
Office 365 University hanya bisa digunakan oleh institusi pendidikan tinggi terakreditasi yang mendaftarkan diri ke Microsoft. Adapun Office 365 Home and Student bebas dipakai oleh siapa saja. Perbedaan antara kedua versi itu terletak pada Microsoft Access dan Publisher yang tak tersedia pada Office 365 University.
Apa yang akan terjadi begitu masa langganan berakhir? "Pertama-tama, pengguna akan diingatkan untuk memperbarui lisensi. Kalau itu tidak dilakukan, pengguna tetap dapat memakai Office 365, tetapi hanya untuk membuka dokumen," ujar Business Group Head Divisi Microsoft Office Microsoft Indonesia Bonnie Mamanua.
Berada di awan
Karena mengandalkan cloud computing, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengklaim bahwa Office 365 tidak memerlukan komputer berkinerja tinggi untuk bisa dijalankan.
"Karena semua proses dijalankan di-cloud, data aplikasi tidak tersimpan di komputer pengguna," jelas Andreas. Alhasil, menurut dia, Office 365 pun bisa berjalan di komputer lawas, asalkan memakai Windows 8 atau Windows 7.
Office 365 yang mampu mengedit file PDF ini pun secara default menyimpan data dokumen pengguna dalam SkyDrive.
Lalu, bagaimana dengan kinerja software berbasis cloud ini di Indonesia yang kecepatan jaringan internetnya tidak terlalu bagus dan sering bermasalah?
Soal itu, Andreas mengatakan bahwa pengguna Office 365 tak harus selalu online untuk bisa memakai software tersebut.
"Biarpun datanya ada di cloud, kita tetap bisa meng-edit maupun melihat dokumen. Kalau koneksi internet melambat, Office 365 hanya akan menarik data aplikasi yang sedang dipakai pengguna saja -- misalnya Word -- untuk menghemat bandwidth. Sisanya akan ditarik begitu koneksi membaik," papar Andreas, seraya menambahkan bahwa kecepatan koneksi 1,1 Mbps sudah lebih dari cukup untuk menjalankan Office 365.
Karena file program disimpan di server Microsoft, pengguna tak lagi perlu melakukan update secara manual. Semua pembaruan sudah diterapkan secara otomatis oleh Microsoft dan tinggal dijalankan oleh pemakai Office 365.
"Sesuai makna angka '365' yang mencerminkan jumlah hari dalam 1 tahun, artinya selalu tersedia dan siap digunakan," tukas Andreas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar