"Dari perspektif komersial, pengguna membenci aplikasi-aplikasi (portingan Android) ini. Developer kami yang melakukan konversi banyak dikritik," ujar Head of Developer Relations BlackBerry Alec Saunders, seperti dikutip oleh Cnet.
Penyebabnya adalah aplikasi hasil konversi Android tersebut tidk bisa mengakses fitur-fitur utama BlackBerry 10, meski bisa berjalan di platform tersebut. Kelemahan ini segera terlihat jika dibandingkan dengan aplikasi native BlackBerry 10.
Menjelang kemunculan BlackBerry 10, BlackBerry diketahui memang getol mendorong pertumbuhan jumlah aplikasi yang dibuat untuk platform baru tersebut.
Upaya yang dilakukan termasuk menggelar ajang "port-a-thon" di mana BlackBerry menjanjikan iming-iming 100 dollar AS untuk setiap aplikasi game yang dikonversi ke platform BlackBerry 10.
Konversi aplikasi merupakan cara cepat bagi developer untuk terjun ke ekosistem BlackBerry 10. Akan tetapi Saunders mengakui bahwa porting yang bisa dilakukan dalam waktu hanya 5 menit ini bukanlah cara yang paling ideal untuk membikin aplikasi.
Koleksi aplikasi dan dukungan developer adalah hal yang krusial dalam dunia mobile masa kini yang didominasi perangkat-perangkat pintar.
Platform iOS milik Apple dan Android telah lebih dulu mengumpulkan ratusan ribu aplikasi. Blackerry 10 selaku pendatang baru agaknya menunjukkan peningkatan pesat dalam hal ini.
Seperti diumumkan oleh CEO BlackBerry Thorsten Heins, BlackBerry 10 disebutkan telah memiliki sebanyak 120.000 aplikasi. Berarti, dalam empat bulan terakhir saja terdapat pertumbuhan 50.000 aplikasi dari angka yang diumumkan akhir Januari lalu.
Akan tetapi, komposisi aplikasi native di katalog BlackBerry 10 tetap sama, yaitu 80 persen berbanding 20 persen hasil porting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar