Proyek RISET Bank Dunia Bantu Iptek Indonesia - Bank Dunia akan mendukung upaya Indonesia membangun ekonomi berbasis
pengetahuan melalui sebuah proyek baru yang bertujuan memperkuat
kapasitas penelitian dan pengembangan.
Research and Innovation in Science and Technology Project (RISET), yang
disetujui tanggal 29 April di Washington DC ini oleh dewan eksekutif
Bank Dunia, akan mendukung berbagai kegiatan Indonesia di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), serta inovasi.
"Mempercepat kemajuan SDM dan iptek nasional merupakan salah satu pilar
utama dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia, atau MP3EI," kata Stefan G. Koeberle, World Bank Country
Director for Indonesia dalam siaran pers yan diterima Senin (1/4).
Menurutnya, dengan bergeser dari sebuah ekonomi berbasis sumber daya
alam ke ekonomi berbasis pengetahuan, maka pereknomian Indonesia akan
semakin kompetitif di sejumlah sektor, apalagi jika ditunjang dengan
inovasi lokal dan jumlah SDM Indonesia yang begitu besar.
"Sebagai bank pengetahuan, Bank Dunia siap mendukung Indonesia melewati
transisi ini dengan membagi pengalaman global terkait penguatan lembaga
iptek, serta melatih dan mengelola SDM tingkat tinggi," ujar Koeberle.
Dalam jangka menengah, pemerintah Indonesia bertujuan meningkatkan
kesejahteraan sosial dan posisi daya saing nasional dalam persaingan
global dengan memperbaiki sistem iptek nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut, Koeberle menjelaskan proyek RISET akan
mendukung langkah-langkah yang telah dipersiapkan untuk memperkuat
kinerja dan kompetensi tujuh lembaga iptek nasional, yaitu: Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT); Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN); Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN); Badan Informasi Geospasial (BIG); Badan
Standardisasi Nasional (BSN); and Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN).
RISET juga akan mendukung badan penelitian dan pengembangan di enam
koridor ekonomi dalam MP3EI, yakni koridor Sumatra; Jawa; Kalimantan;
Sulawesi; Bali-Nusa Tenggara; dan Papua-Kepulauan Maluku. RISET – yang
akan didanai dengan dana pinjaman senilai US$95 juta – juga diharapkan
dapat memperkuat hubungan antara fungsi litbang, dan prioritas-prioritas
pembangunan nasional.
Dari segi penguatan kelembagaan Iptek, RISET akan membantu
lembaga-lembaga iptek nasional dalam menentukan prioritas strategis dan
kemudian meningkatkan kapasitas SDM sesuai prioritas-prioritas
tersebut.
Ke depan, dengan adanya penguatan kebijakan Iptek dan lembaga litbang
nasional, investasi litbang pun akan meningkat. Saat ini, investasi
litbang Indonesia hanya berkisar 0.08 persen PDB – jauh dibawah
negara-negara tetangga: China (1.47 persen), Malaysia (0.6 persen) and
Thailand (0.26 persen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar